Pages

MEMBUAT RANGKAIAN ELEKTRONIK

Senin, 02 Maret 2015

Senang rasanya jika kita bisa membuat rangkaian meskipun kita seorang pemula/newbie dibidang elektronika atau robotika, rasa ingin tahu yang kuat dan hobi utak-atik komponen elektronika menjadi syarat yang wajib bagi kita jika ingin belajar membuat proyek-proyek sederhana, seperti pepatah kuno dulu mulailah dari yang mudah terlebih dahulu.

     Membuat rangkaian elektronik tidaklah sesulit yang dibayangkan, hanya membutuhkan keuletan dan ketelitian, sebab membuat rangkaian elektronik jika terjadi kesalahan sedikitpun akan berakibat tidak dapat bekerjanya rangkaian secara normal. Rangkaian elektronik yang kita rangkai meskipun sudah benar juga bergantung dengan kualitas komponen yang kita gunakan.

   Rangkaian yang pernah saya buat seperti rangkaian running led, line follower, stop lamp untuk motor dll. 




  1. Yang pertama saya akan menunjukan rangkaian Running led, rangkaian  diatas bekerja pada tegangan 12v, dan ada komponen yang digunakan ialah:
    1. IC1:NE555
    2. IC2:4017
    3. POTENSIO: 20K
    4. C1: 33uf/10v
    5. C2: 22n
    6. LED: 6( Atau sesuai kebutuhan)
    7. Resistor: 100 ohm 


2.    Banyak sekali skema/rangkaian LTA/LF Analog yang sudah dishare di internet dari yang sederhana sampai yang rumit, dari yang tanpa relay sampai yang menggunakan banyak relay. Namun kali ini saya akan share yang masih sederhana tanpa relay jadi bisa menghemat biaya.


Untuk rangkaian sensor kita masih menggunakan IC LM324 dengan sensor Led Superbright dan Photodioda, bisa yang berukuran 3 mm atau yang 5 mm, sensor bisa juga dibuat 2,4,6,8,10,12,14,16, sampai 20 sensor hal ini dibuat agar pembacaan garis hitam lebih peka, untuk pengaturan intensitas sensor kita bisa gunakan variabel resistor sebesar 20k, rangkaian sensor dan ic ini bisa kita buat dalam satu PCB sedangkan untuk drivernya kita bisa pisahkan di PCB lainya.


Contoh Robot LTA/LF Analog dari berbagai sumber :























Membuat Lampu Rem Motor Berkedip



Para pengguna jalan raya seperti para pekerja di luar kota yang biasa berkendaraan sepeda motor setiap harinya, para “biker” ataupun para pemudik lebaran tak pernah lepas dari permasalahan yang ada dan terjadi ketika berkendara di jalan raya.  Salah satu permasalahan itu adalah tentang kejelasan nyala lampu rem.
Lampu rem sepeda motor seringkali tidak terlihat jelas apakah sedang menyala ataukah tidak, terutama ketika lampu penerangan memang sedang menyala juga.  Pengendara di belakangnya bisa salah langkah karena tidak mengira bahwa motor di depannya sedang melakukan pengereman.  Hal yang terlalu mendadak bisa membuat respon yang kurang siap.  Tentu saja ini cukup berbahaya jika sedang berkendara di jalan raya dengan kendaraan-kendaraan yang berkecepatan tinggi.

Rangkaian tersebut bisa diterapkan sebagai penjelas bahwa lampu rem sepeda motor sedang menyala, yaitu dengan membuatnya berkedip cepat.  Respek mata terhadap cahaya berkedip ternyata memang lebih baik daripada cahaya yang tidak berkedip.

Rangkaian ini dibuat untuk kendaraan dengan tegangan accu/baterai 12V.
Jantung rangkaian ini adalah IC timer yang cukup populer, yaitu IC 555.
IC dikonfigurasikan sebagai astable multivibrator dengan timing (pewaktuan) yang ditentukan oleh R1, R2, dan C1.  Dengan nilai sebagaimana yang dicantumkan IC akan mengeluarkan sinyal-sinyal blok pada frekwensi 8Hz.  Duty cycle mendekati 50%.
Pada keluaran IC 555 (pin 3) dipasang transistor T2.  Arus basisnya dibatasi oleh R3.
Setiap kali keluaran IC berlevel “high” maka T2 akan aktif.  Kolektor-emitornya akan menarik arus sehingga basis T1 mendapatkan tegangan negatif terhadap emitornya.  Ini menyebabkan T1 menjadi aktif juga dan kolektor-emitornya akan menghantar.  Apabila pada kolektor T1 dipasang sebuah lampu, maka lampu ini akan menyala.
Ketika keluaran IC berlevel “low” maka T2 akan tidak aktif, begitu pula T1 sehingga lampu tidak menyala. Keadaan ini berlangsung berganti-ganti sehingga lampu akan hidup-mati (berkedip) secara periodik.  Hal yang perlu dimaklumi adalah bahwa semua lampu dengan elemen pijar (lampu bohlam) tidaklah menyala dengan sekejap dan mati dengan sekejap pula.  Respon terhadap tegangan untuk menyala adalah lambat, begitupun ketika matinya.  Karena itu jika setelan frekwensi kedip terlalu cepat maka lampu hanya tampak bergelombang saja cahayanya. Hal ini akan berbeda apabila lampu menggunakan jenis LED.  Kedipan nyala Led akan lebih spontan.

Daftar komponen :
R1 = 39k
R2,R5 = 1k
R3 = 1k5
R4 = 390 Ohm
C1 = 2,2uF/50V
C2 = 100uF/25V
D1,D2 = 1N4002
T1 = A614 / TIP 42A
T2 = FCS 9013
IC = NE 555

Catatan :
Frekwensi kedipan bisa dipercepat dengan mengganti R1 menjadi 33k. Untuk frekwensi kedipan yang lebih variatif, R1 bisa diganti dengan sebuah potentiometer atau trimpot. Gambar skemanya akan menjadi seperti pada gambar (B) di atas.
VR1 = 50k

Perhatikanlah bahwa apabila rangkaian ini telah dibuat, ada tiga kabel yang keluar dari rangkaian.  Satu untuk kabel tegangan input (in), satu untuk kabel tegangan keluaran (out) yang akan disambungkan ke lampu bagian rem, dan satunya lagi untuk ground (disambungkan ke body kendaraan).
Rangkaian ini telah diuji coba pada motor Honda Supra-X 125R.  Umumnya pola sambungan lampu belakang untuk yang se-merk adalah sama.  Untuk merk atau type lain tidak masalah, asalakan lampu rem yang digunakan adalah lampu yang di dalamnya terdapat dua elemen pijar, satu untuk lampu nyala belakang dan satu lagi untuk lampu indikator rem.
Dan pastikanlah bahwa pola sambungan lampunya adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar (C).
Sisi C lampu terhubung ke ground (body).  Apabila sisi C lampu ternyata tidak terhubung ke ground, maka berarti pola sambungannya berbeda, rangkaian ini tidak bisa diterapkan.
Untuk type tertentu seperti Honda Vario 125 rangkaian ini tetap bisa diterapkan meskipun menggunakan lampu rem yang tersendiri (terpisah dengan lampu nyala belakang).  Yang penting sambungan + (positif) untuk lampu-lampu rem bisa diketahui dan lalu dilakukan langkah-langkah sebagaimana yang akan disebutkan.

T1 memerlukan keping pendingin, karena ketika transistor ini beroperasi ia dialiri arus yang lumayan besar untuk ukurannya sehingga menimbulkan panas.

Langkah pemasangan :
Dalam keadaan kunci kontak off, bukalah kap jok (tempat duduk) motor.  Bukalah penutup lampu belakang dan penutup samping hingga terlihat sambungan tiga kabel dari soket lampu belakang.  Carilah kabel yang terhubung dengan penyalaan lampu rem, caranya adalah dengan menggunakan AVO meter pada posisi DCV 50.  Tuas hitam ditempelkan pada bagian body logam motor (ground), dan ujung tuas merah dicolokkan ke dalam salah satu lubang soket sambungan lampu belakang.
Lalu nyalakan kunci kontak tapi jangan hidupkan mesin dan juga lampu penerangan (lampu depan).  Setelah itu injaklah pedal rem.  Lihatlah pada AVO meter, apakah ada tegangan?
Colokkan ujung tuas merah ke lubang soket lainnya jika AVO meter belum menunjukkan adanya tegangan. Jika sudah terlihat ada tegangan ketika pedal rem diinjak, maka tandailah kabel yang terhubung dengan itu sebagai kabel lampu rem.  Matikanlah kembali kunci kontak.
Pada sepeda motor SUZUKI THUNDER..
Putuskanlah kabel lampu rem itu.   Setelah terputus, sambungkan kabel putusan yang (tersambung) ke arah lampu rem dengan kabel out dari rangkaian.  Dan kabel putusan yang satunya lagi sambungkan dengan kabel in dari rangkaian.  Pastikan sambungan-sambungan kabel cukup baik, kalau perlu disolder.  Isolasi setiap sambungan dengan isolator yang bagus.
Setelah itu sambungkan kabel ground rangkaian ke body motor.
Sebagai bagian akhir, pastikan bahwa rangkaian benar-benar terlindung dari air.  Bungkuslah dengan plastik lalu diisolasi dengan rapat jika memang diperlukan.

Silahkan mencoba...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar